BANGKOK - Perekonomian Thailand tampaknya kembali mengalami resesi akibat mata uangnya, baht, mengalami penguatan selama dua kuartal berturut-turut dan melemahnya ekonomi global.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (22/11/2010), produk domestik bruto (PDB) Negeri Gajah Putih menyusut 0,2 persen dalam periode tiga bulan yang berakhir September jika dibandingkan dari kuartal sebelumnya. Padahal, awalnya PDB negara tersebut dipatok tumbuh 0,6 persen.
Follow Berita Okezone di Google News
Suatu negara biasanya dikatakan mengalami resesi jika selama dua kuartal atau lebih berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi negatif.
Pertumbuhan ekonomi Thailand melambat menjadi 6,7 persen pada kuartal ketiga (Juni-September) jika dibandingkan dengan 9,2 persen pada April-Juni.
Padahal ekonomi Thailand relatif tahan dalam menghadapi kekerasan politik yang terjadi pada awal tahun ini. Tapi ternyata ekonomi negara ini belum kebal terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa serta merosotnya nilai dolar.
Baht Thailand bersama dengan mata uang Asia lainnya mengalami lonjakan atas dolar, memukul 13 tahun tinggi. Mata uang kuat merongrong daya saing ekspor Thailand.
(wdi)