BANGKOK - Perekonomian Thailand pada kuartal IV-2010 kembali tumbuh setelah mengalami resesi. Hal ini dipicu membaiknya ekspor dan belanja sektor swasta. Data Biro Perencanaan Ekonomi Nasional Thailand menyebutkan produk domestik bruto (PDB) periode Oktober-Desember 2010 naik 1,2 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Secara tahunan, dibanding 2009, PDB kuartal terakhir tahun lalu tumbuh 3,8 persen. Dengan demikian, sepanjang tahun lalu perekonomian Thailand berekspansi 7,8 persen.
Follow Berita Okezone di Google News
Ekonomi Thailand sebelumnya terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut dari April hingga September tahun lalu yang secara teknis masuk dalam kategori resesi. Saat itu, perekonomian Thailand anjlok karena penguatan baht dan anjloknya ekspor.
Kendati demikian, menurut analis potensi kontraksi ekonomi akan terus terjadi di tengah konsentrasi pertumbuhan. Tahun ini, pertumbuhan Negeri Gajah Putih bahkan diprediksi hanya naik 3,5-4,5 persen.
"Ekspor diprediksi hanya akan tumbuh 12,5 persen tahun ini,” kata Sekretaris Jenderal Dewan nasional Pembangunan Ekonomi dan Sosial (NESD) Arkhom Termpittayapaisith sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (21/2/2011).
NESD juga memperkirakan target inflasi Thailand diubah menjadi 2,8-3,8 persen dari sebelumnya hanya 2,5-3,5 persen. Bulan ini, Bank Sentral Thailand meningkatkan suku bunga acuan menjadi 2,25 persen setelah inflasi mencapai 3,03 persen. Sejumlah analis memperkirakan, suku bunga acuan perbankan bakal dinaikkan lagi pada Maret mendatang jika laju inflasi terus menguat.
"Ekspansi ekonomi di kuartal IV/2010 membantu Thailand keluar dari resesi. Kondisi ini mendukung bank sentral meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2,5 persen,” ujar ekonom Standard Chartered Bank Usara Wilaipich.
Ekonomi Thailand tahun lalu sempat goyah akibat aksi demontrasi antipemerintah yang terpusat di Bangkok. Kondisi tersebut membuat kunjungan wisatawan dan ekspor Thailand terganggu dan berimbas pada lesunya perekonomian.
Menurut Arkhom, meski beberapa pekan terakhir kembali terjadi aksi demonstrasi namun hal itu tidak akan berpengaruh signifikan pada perekonomian di sepanjang tahun ini. Hanya saja, ekonom memperingatkan bahwa yang perlu diwaspadai adalah melemahnya permintaan ekspor dari China.
"Perekonomian di banyak negara masih tumbuh dan mungkin akan mendukung ekspor di kuartal I," kata ekonom Kasikor Research Pimonwan Mahujchariyawong seperti dikutip BBC.
Akan tetapi, kata dia, perhatian bank sentral pada pengendalian inflasi bisa saja menggangu ekspor. Sekadar diketahui, perekonomian Thailand mengandalkan ekspor dan pariwisata sebagai pemicu pertumbuhan. Di sektor industri, Thailand dikenal sebagai salah satu basis produksi sejumlah produsen mobil Jepang dan Amerika.(adn)
(rhs)