JAKARTA - Ada beberapa keuntungan yang akan dinikmati Indonesia dan China khususnya dalam hubungan dagang sebagai dampak dari ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).
Hal tersebut disampaikan Manager Corporate Analyst ICRA Indonesia Abren Ginting, dalam laporan singkatnya mengenai ACFTA, dalam keterangan tertulisnya kepada okezone, Selasa (3/5/2011).
Follow Berita Okezone di Google News
"ICRA Indonesia menganalisis keuntungan dan tantangan dari ACFTA bagi perekonomian Indonesia, terutama dilihat dari neraca perdagangan antara Indonesia dan China selama periode 2005-2010," jelasnya.
Perjanjian tersebut mendatangkan beberapa keuntungan, seperti akses yang lebih luas ke pasar China bagi ekspotir Indonesia. Kemudian pilihan barang yang lebih beragam dengan harga yang lebih murah di pasar lokal namun juga menimbulkan dampak yang negatif, terutama terkait dengan sektor industri yang perlu lebih diperhatikan.
Dikatakannya, ICRA Indonesia melihat kontribusi ekspor dari sektor industri terhadap total ekspor ke China mengalami penurunan menjadi 56,9 persen di 2010 dari 91,4 persen di 2005.
"Faktor-faktor yang mengakibatkan penurunan tersebut termasuk buruknya infrastruktur, akses permodalan yang terbatas dan iklim investasi yang kurang mendukung dibandingkan dengan China dan negara-negara tetangga," bebernya.
Menurutnya, ICRA Indonesia memperkirakan dampak negatif di sektor industri tersebut berlanjut dalam jangka waktu pendek sampai menengah. Untuk jangka panjang, diharapkan akan ada perbaikan terutama disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan pada impor barang modal.
Selain itu, baik Indonesia dan China perlu untuk mengutamakan dan memastikan pelaksanaan perjanjian secara adil. Setiap temuan yang bertentangan dengan itu perlu untuk ditindaklanjuti baik secara bilateral maupun melalu organisasi ASEAN.
(ade)
