JAKARTA - Departemen Perdagangan Luar Negeri Thailand (Department of Foreign Trade) mengenakan bea masuk tambahan sebagai bentuk safeguard terhadap produk glass bock dari Indonesia. Langkah ini sebagai bentuk dari Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP).
Penyelidikan safeguard terhadap produk glass block dilakukan atas permohonan petisioner yaitu Bangkok Cristal. Selain Indonesia, terdapat beberapa negara lain yang juga dituduh yaitu Taiwan, China, Amerika Serikat dan Filipina.
Follow Berita Okezone di Google News
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan sejak 2005 lalu telah mengenakan Anti Dumping Duty sejak tahun 2005 terhadap produk glass block Indonesia, kembali mengajukan penyelidikan safeguard.
"Belum ada bukti kuat yang mendukung kerugian industri dalam negeri Thailand akibat impor produk tersebut. Hal ini dapat dilihat dari indikator ekonomi Thailand yang menunjukkan tren positif, sehingga tidak tampak causal link dan structural adjustment sesuai ketentuan safeguard,” ungkap Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag Ernawati dalam keterangan tertulis yang diterima okezone, Senin (12/9/2011).
Dia melanjutkan, dalam menghadapi kasus ini, pemerintah mengambil langkah-langkah strategis seperti bantahan kepada otoritas Thailand, yang mempertanyakan kerugian industri dalam negeri Thailand yang telah diproteksi oleh penerapan anti dumping. Menurut Kemendag, pengenaan BMTP mengakibatkan adanya perlindungan yang berlebihan terhadap pasar dalam negeri Thailand.
"Di samping itu, Thailand tidak dapat menunjukkan bahwa kenaikan jumlah impor yang merugikan produsen Thailand sebagai sesuatu yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya," tambahnya.
Sebagai informasi, menurut data Trademap, nilai ekspor Indonesia ke Thailand untuk produk glass block di tahun 2010 sebesar USD2,52 juta dengan pangsa pasar impor Indonesia di Thailand berada di nomor dua setelah China. Negara tujuan ekspor glass block Indonesia selain Thailand
adalah Vietnam, Amerika Serikat dan Myanmar.
(wdi)
