SEMUA bangunan berlapis, minimal 2 lantai pasti membutuhkan sarana transportasi vertikal. Mulai dari yang sederhana sampai yang berteknologi canggih. Tetapi fungsinya sama yaitu mengantarkan pemakai bangunan sampai pada lantai yang diinginkan.
Tangga merupakan alat transportasi vertikal yang paling sederhana sudah ada sejak dulu bahkan sampai saat ini. Masih dapat ditemui di gedung bertingkat tinggi maupun rendah bahkan sampai rumah tinggal sekalipun. Melihat begitu luasnya fungsi tangga
Follow Berita Okezone di Google News
pada bangunan, maka tangga dibedakan berdasarkan fungsinya.
Pada saat kebakaran terjadi, ketenangan menjadi hal yang penting. Gunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) bila sudah terlatih dan padamkan api yang tersebut. Tidak menggunakan lift pada saat kebakaran dan berkumpul di lobby lift. Membuat barisan dan dipandu untuk menggunakan tangga kebakaran, bertindaklah sesuai dengan instruksi dari petugas pemadam api (fire warden).
Menuruni tangga kebakaran tidak sambil berlari tapi cukup berjalan cepat dan tertib, agar keselamatan bersama dapat terjadi, tidak ada korban yang terinjak-injak dan lemas. Selanjutnya berkumpul di muster point (titik kumpul) dan laporkan diri pada
saat perhitungan orang (head count).
SYARAT
Tangga pada bangunan bertingkat rendah dan tinggi, disediakan sebagai tangga darurat dan tangga kebakaran. Keduanya memiliki syarat yang berbeda. Tangga darurat digunakan oleh pemakai bila alat transportasi lain tidak berfungsi seperti lift atau
escalator. Berbeda dengan tangga kebakaran, sesuai dengan namanya, tangga kebakaran memang digunakan pada saat kebakaran. Untuk itu faktor keselamatan sangat diperhatikan pada tangga jenis ini.
Tangga darurat, diletakkan terbuka dan dekat dengan lobby lift, sehingga pemakai mudah menemukannya. Tangga kebakaran diletakkan pada tempat tertentu yang memenuhi persyaratan keselamatan terhadap bahaya kebakaran, seperti :
1. Tangga diletakkan di dalam ruangan tangga kebakaran yang di depan dan didalamnya diberi lampu emergency otomatis penunjuk arah.
2. Tangga terbuat dari material yang kuat terhadap kebakaran dalam waktu tertentu.
3. Tangga terletak di dalam ruang yang kedap api berdinding cukup tebal dan minimal tidak ikut terbakar dalam waktu tertentu sehingga penghuni bisa menyelematkan diri.
4. Memiliki ruang udara tekan (supaya asap tidak masuk ke dalam ruang tangga), bisa juga menggunakan pressure fan yang berfungsi memberikan tekanan pada udara di dalam ruangan.
5. Memiliki pintu besi tahan api yang membuka kearah dalam ruang tangga, tetapi pada ruang paling atas dan bawah, pintu membuka kearah luar tangga. Yang tidak kalah penting adalah ruang tangga kebakaran yang terletak di lantai dasar memiliki pintu langsung berhubungan dengan udara luar.
6. Ukuran lebar tangga dihitung sesuai kapasitas gedung
7. Jarak antar tangga kebakaran sesuai dengan standar keamanan gedung.
8. Sesuai dengan standard dan perhitungan tangga, jenis tangga ini juga memiliki syarat keselamatan. Ukuran tinggi pijakan dan lebarnya sesuai dengan pemakainya, begitu pula untuk material yang digunakan cukup aman (tidak licin dan tidak
membahayakan), dan tidak mudah terbakar.
Sebagai pemakai gedung, sebaiknya juga memahami perbedaan tangga darurat dan tangga kebakaran, sehingga dapat menggunakan kedua jenis tangga ini dengan tepat. Keselamatan bersama dapat terjadi dengan adanya penggunaan tangga yang tepat sesuai fungsi.
Oleh:
Rita Laksmitasari
Direktur Mitra Bangun Sekawan
(rhs)