Analisa teknikal dalam investasi saham memiliki perbendaharaan istilah yang cukup kaya. Bagi investor pemula atau pendatang baru, bisa jadi istilah-istilah tersebut membuat pusing kepala karena tidak mengerti maknanya.
Tapi bagi mereka yang paham, apalagi yang sudah keranjingan, setiap istilah yang terlontar dalam analisa tehnikal akan menjadi perhatian serius. Setiap istilah memiliki makna yang amat berarti.
Follow Berita Okezone di Google News
Dua istilah yang sangat populer disebut-sebut dalam setiap analisa teknikal di antaranya adalah overbought dan oversold. Sering disebut bahwa saham X sudah mengalami overbought sehingga investor disarankan untuk waspada karena harga saham sewaktu-waktu bisa menukik ke bawah alias turun.
Senada dengan itu, sering pula para analis teknikal menyebut bahwa saham Y sudah mengalami oversold dan menyarankan agar investor ambil ancang-ancang masuk pasar. Lantas, apa sebenarnya makna dari dua istilah di atas? Sebelum menjawab, ada baiknya untuk memahami terlebih dulu karakter pergerakan harga saham di bursa.
Harga saham di bursa senantiasa bergerak dinamis, berubah-ubah setiap waktu, setiap menit bahkan setiap saat. Perubahan itu bisa saja terjadi secara ekstrem dengan interval yang begitu lebar, tapi bisa juga berlangsung datar, mendayu-dayu seperti ombak air yang tenang.
Harga saham di pasar kadang naik, dan terkadang turun. Kadang-kadang dalam beberapa hari harga naik terus, kemudian turun lagi. Atau sebaliknya dalam beberapa hari harga saham turun terus sampai akhirnya naik kembali.
Pendek kata, harga saham di pasar senantiasa berubah setiap saat mengikuti arus permintaan dan penawaran yang masuk. Jika permintaan besar harga cenderung naik dan jika penawaran besar maka harga cenderung turun. Itulah dinamika pasar.
Dinamika seperti itu melahirkan ilmu baru, terutama bagi investor aktif atau pelaku pasar. Dinamika harga saham yang dinamis, naik turun setiap hari itu menarik perhatian para akademisi yang kemudian melakukan pengamatan dan penelitian terhadap prilaku harga saham di pasar.
Hasilnya, kini banyak dinikmati investor berupa teknik analisa perubahan harga saham. Sering disebut dengan analisa teknikal. Dengan melakukan pengamatan yang panjang dan membuat garis trend, ditemukan pola pergerakan harga saham yang berulang-ulang. Dari sinilah banyak mucul istilah teknikal dalam analisa saham. Dua di antaranya itu tadi overbought dan oversold.
Apa yang dimaksud dengan overbought?
Overbought adalah suatu kondisi di mana harga saham sudah mengalami kenaikan signifikan dan mencapai titik jenuh karena aktifitas pembelian yang cukup besar. Pada titik ini, arus beli semakin tipis dan harga saham sulit mengalami kenaikan yang lebih tinggi.
Pada posisi ini, harga saham disebut mengalami overbought (jenuh beli) dan karena itu harganya cenderung turun. Analis biasanya akan menyebutkan sejumlah indikator yang menunjukkan terjadinya overbought.
Meski begitu, kondisi overbought bukan berarti harga saham akan anjlok drastis. Kondisi overbought mengindikasikan bahwa harga saham sulit bergerak naik lebih tinggi dalam jangka pendek, meskipun secara fundamental masih sangat bagus. Ketika masuk area overbought, dibutuhkan masa konsolidasi. Dalam kondisi ini, biasanya investor akan melakukan aksi profit taking terhadap saham tersebut.
Begitu pula dengan oversold. Jika overbought merujuk pada situasi jenuh beli, maka oversold sebaliknya memberikan signyal akan terjadinya jenuh jual. Oversold adalah kondisi di mana harga saham di bursa sudah mengalami tekanan jual beberapa kali dan mencapai titik jenuh atau titik terendah.
Di titik inilah harga saham bertahan, dan melakukan konsolidasi untuk berbalik arah naik kembali. Untuk melihat bahwa harga saham sudah ada di titik oversold juga ada parameternya. Analis biasanya akan menjelaskan apa saja parameter yang menunjukkan bahwa suatu saham sudah di titik oversold.
Kondisi overbought maupun oversold sebenarnya hanyalah sebuah alat bantu analisa tehnikal untuk memberikan dasar kepada pelaku pasar untuk mengambil keputusan investasi. Overbought adalah dasar untuk mengambil keputusan jual atau profit taking.
Sedangkan oversold adalah dasar bagi investor untuk mengambil keputusan beli. Dengan adanya dasar keputusan itu, investor memiliki alasan atas langkah investasi yang dilakukannya. (Tim BEI)
(ade)