JAKARTA - Jika Anda tengah merencanakan untuk membangun atau merenovasi rumah, merupakan hal yang wajar jika Anda bingung dalam menentukan jasa bangun rumah yang akan menggarap hunian Anda.
Terlebih jika ada yang mengatakan, jasa pemborong lebih ramah kantong dari pada jasa kontraktor, atau sebaliknya. Bisa dipastikan, Anda akan menunda pembangunan lantaran belum bisa memutusakan ingin memilih jasa yang mana.
Follow Berita Okezone di Google News
Tidak usah khawatir bila Anda memang mengalaminya, Anda cukup menyimak seperti apa untung dan rugi mengenai kedua jasa tersebut.
Â
Berikut beberapa keuntungan dan kerugian jika Anda memilih jasa pemborong, seperti dikutip dari Architectaria, Selasa (31/1/2012):
Di bawah ini merupakan keuntungan yang akan Anda dapatkan jika memutuskan untuk menggunakan jasa pemborong guna menggarap rumah Anda:
1. Anda punya cukup waktu untuk mengawasi dan membeli bahan material untuk keperluan di lapangan selama pembangunan.
2. Gambar desain rencana rumah sudah matang dan gambar lapangan sudah tersedia dengan lengkap.
3. Bisa membaca gambar lapangan, sehingga Anda bisa mengikuti proses selama pembangunan.
4. Menguasai tata cara dan tahapan-tahapan proses pembangunan rumah.
5. Menguasai teknis konstruksi dan pemasangan di lapangan, jangan hanya sekadar mengikuti saran mandor.
6. Mandor bisa dipercaya dan para pekerjanya (tukang) berkualitas baik.
7. Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan total borongan upah kerja.
8. Dapat menahan diri dalam pemilihan material dan tetap konsisten dengan desain awal, agar biaya pembangunan tidak membengkak.
Namun menggunakan pemborong juga bisa lebih mahal jika:
1. Anda hanya punya waktu terbatas, sehingga kontinuitas pengawasan terganggu dan pengiriman material ke lapangan sering terlambat.
2. Gambar desain rencana rumah belum matang, sehingga sering berubah-ubah desainnya, dan gambar lapangan tidak lengkap, ini dapat mengakibatkan terjadinya pekerjaan bongkar pasang.
3. Tidak menguasai gambar lapangan dengan baik, sehingga bisa terjadi pekerjaan tambal sulam.
4. Belum menguasai dengan baik tata cara dan tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan, sehingga dapat menurunkan kualitas bangunan rumah.
5. Belum menguasai teknis konstruksi dan pemasangan di lapangan dapat mengakibatkan kemajuan progres pelaksanaan pekerjaan menjadi lambat (bisa juga hasil pemasangan tidak lurus/siku).
6. Mandor tidak jujur dan para tukangnya kualitasnya kurang baik (bisa terjadi Mandor menghilang di tengah-tengah pelaksanaan pembangunan rumah).
7. Pelaksanaan pekerjaan diborongkan upah kerjanya secara bertahap.
8. Kemungkinan kehilangan material di lapangan lebih besar.
9. Tidak ada Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah yang pasti.
(rhs)