Sindonews.com - Indeks akhir kembali menembus angka 4.000. Kendati masih dibayang-bayangi krisis, para analis optimis indeks masih akan menguat.
Kendati tertatih-tatih, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya berhasil menembus level 4.000. Tepatnya, pada hari ini Selasa (3/7/2012), indeks ditutup di level 4.049,89 atau menguat 58,35 poin (1,46 persen). Namun begitu, sejumlah analis memperkirakan indeks masih rawan longsor serta aksi profit taking oleh para investor.
Follow Berita Okezone di Google News
Ada beberapa faktor yang berpotensi menurunkan pergerakan indeks dalam beberapa hari mendatang. Salah satunya adalah data terbaru perekonomian 17 anggota Uni Eropa (UE) yang dirilis Senin kemarin. Tingkat pengangguran di benua biru itu kini sudah mencapai 11,1 persen atau meningkat dari bulan sebelumnya. Tertinggi sejak UE pertama kali merilis angka pengangguran, tahun 1995.
Sektor manufaktur juga menunjukkan tanda-tanda kontraksi. Hal menimbulkan spekulasi bahwa bank sentral Eropa (European Central Bank atau ECB) akan memangkas tingkat bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan pimpinan bank sentral Eropa, Kamis depan. “Kebijakan tersebut bisa menjadi sentimen negatif bagi UE (Eropa),” ujar Apressyanti Shentaury, analis Bank BNI.
Faktor lain yang masih akan menentukan pergerakan saham di bursa adalah melemahnya perekonomian Cina dan Amerika. Sementara di dalam negeri adalah harga-harga kebutuhan pokok yang mulai merambat naik menjelang bulan puasa, pertengahan Juli ini. Kenaikan ini ujung-ujungnya bakal mengerek tingkat inflasi.
Jika melihat kondisi perekonomian di kawasan UE, China, dan Amerika, serta ancaman inflasi di dalam negeri, kekhawatiran para pelaku pasar memang tidak berlebihan. Namun Fadilah Qudsi, analis Mega Capital, punya pandangan lain. Kata dia, kondisi perekonomian di tiga kawasan tadi tak begitu berpengaruh besar. Sebab, yang menentukan merah hijaunya Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pergerakan saham di bursa luar negeri.
Nah, jika melihat pergerakan saham di sejumlah bursa dunia, optimisme Fadilah cukup masuk akal. Sebab, hari ini sejumlah bursa di kawasan Asia mencatat rebound. Indeks Hang Seng misalnya, hari ini ditutup di level 19.735,53 atau menguat 1,51 persen. Penguatan juga dialami indeks Kospi (0,87 persen), Nikkei225 (0,70 persen), dan Straits Times (0,97 persen).
Jadi, kendati masih ada kekhawatiran sentimen dari Eropa (Cina dan Amerika), beberapa analis masih melihat kemungkinan naiknya IHSG. “Stochastic mendindikasikan bahwa IHSG akan menguat,” kata Parningotan Julio, analis Batavia Prosperindo Sekuritas.
(and)