JAKARTA - Anggaran belanja kementerian/lembaga tahun ini dipotong sebanyak Rp100 triliun. Pemotongan anggaran ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 4 tahun 2014.
Hal tersebut berdampak pada Kementerian ESDM mendapat pemotongan anggaran sebesar Rp4,399 triliun dari Rp16,263 triliun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan siap melaksanakan penyesuaian anggaran. Menurut dia. kegiatan yang terkait kepentingan orang banyak, akan tetap dilaksanakan, namun untuk kegiatan yang kurang penting akan dihapus.
“Misalnya rapat-rapat di hotel (dihapus), itu setuju saya. Ke luar negeri kalaue nggak penting banget, enggak usah. Kalau bisa promosi lewat internet saja. Gedung yang mau dibangun, enggak usah. Beli mobil baru, enggak usah,” kata Jero seperti dikutip, Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Jero menambahkan, sementara untuk kegiatan yang terkait kepentingan banyak orang seperti listrik pedesaan dijamin akan tetap dilaksanakan sesuai rencana.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, pemotongan anggaran belanja kementerian/lembaga sebanyak kurang lebih Rp100 triliun akan bermanfaat untuk menjaga defisit anggaran dalam kisaran 2,5 persen terhadap PDB. Pemangkasan anggaran ini merupakan upaya maksimal yang dapat dilakukan pemerintah karena belanja subsidi cenderung meningkat dan pencapaian penerimaan negara diperkirakan hanya dibawah target.
Selain itu, upaya pemotongan anggaran ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan fiskal, agar pemerintahan baru hasil pemilu 2014 memiliki ruang fiskal memadai dan tidak mengalami persoalan dalam pengelolaan defisit anggaran.
Defisit anggaran dalam RAPBN-Perubahan 2014 telah ditetapkan sebesar 2,5 persen terhadap PDB atau Rp 251,7 triliun, atau melebar dari target defisit dalam APBN yang ditetapkan 1,69 persen terhadap PDB atau Rp175,4 triliun. Hal tersebut terjadi karena pendapatan negara ditetapkan Rp1.597,7 triliun atau turun Rp69,4 triliun dari angka APBN sebesar Rp1.667,1 triliun. Padahal belanja negara mengalami kenaikan Rp6,9 triliun atau Rp1.849,4 triliun dari sebelumnya Rp1.842,5 triliun.
(rzk)