JAKARTA - Kondisi perekonomian Thailand yang sedang menurun, pasar mata uang Thailand yaitu Bath yang jatuh, dinilai belum bisa memberikan dampak terhadap nilai rupiah.
"Secara umum, karena banyak mitra dagang kita, tentu kita perhitungkan dampak dari sisi perdagangan, dari sisi kepercayaan, tetapi secara umum belum bisa dikatakan ada pengaruh langsung terhadap nilai rupiah," Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung BI, Jumat (23/5/2013).
Follow Berita Okezone di Google News
Pada intinya, lanjutnya, semua negara berkembang, perkembangannya bisa saling mempengaruhi. "Jadi kalau faktor global yang perlu kita perhitungkan memang kita perlu waspada kepada negara berkembang yang di regional maupun yang di luar karena satu yang lain bisa berdampak," paparnya.
Sementara itu, untuk background, kalau dalam wilayah global, yang sedang BI waspadai perkembangan the fed di Amerika tentang normalisasi sistem moneter dan risiko bunga yang meningkat. "Tapi kita juga awasi Tiongkok dan India, kalo Tiongkok itu pertumbuhan ekonominya akan menurun setelah 20 tahun tumbuh rata-rata diatas 10 persen dan sekarang tumbuh rata-rata sekitar 7 persen," ucapnya.
Agus juga berpendapat bahwa kita juga harus perhatikan harga komoditi unggulan yang sedang turun. Yang kita perhatikan juga di negara berkembang selama ini dana likuiditas yang kuantitatif easing yang banyak di negara berkembang. "Kalau seandainya terjadi perbaikan ekonomi di negara maju, bisa terjadi keluar dan itu tentu berpengaruh kepada negara berkembang dan tentunya masalah perkembangan di negara Thailand, kita perlu mengikuti dan mengawasi," imbuhnya.
(rzy)