JAKARTA - Proses kudeta yang tengah berlangsung di Thailand dipastikan akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian global pada umumnya. Secara spesifik, ekonomi kawasan Asia Tenggara pun akan terganggu.
Beberapa pimpinan kementerian/lembaga bidang ekonomi memberikan pandangan beragam terkait krisis tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan keprihatinannya dengan situasi politik yang terjadi di Thailand. Sebagai negara sahabat yang juga tergabung bersama di ASEAN, menurut dia, Indonesia tentu mengharapkan krisis di Negeri Gajah Putih itu.
"Dengan keadaan masalah kudeta militer di Thailand, kita sebagai negara sahabat, kita prihatin. Apalagi ASEAN itu filosofinya sharing and caring," tuturnya ketika ditemui di Gedung Permata, Kuningan, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Dia menuturkan, larangan kunjungan ke Thailand oleh beberapa negara terhadap wisatawannya, diharapkan tidak memberikan pengaruh terhadap negara lain di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
"Ada larangan kunjungan wisata kan ke Thailand, tapi kita harap jangan tidak kunjungi ASEAN. Datang lah ke Indonesia," tukasnya.
Terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyatakan, krisis Thailand tidak serta merta memastikan masuknya investasi ke Indonesia sebagai alternatif lain. Menurut dia, investasi dari perusahaan-perusahaan Thailand jauh sebelum krisis terjadi sudah menunjukkan tren meningkat.
"Yang perlu digarisbawahi juga dalam beberapa waktu belakangan ini, delegasi atau pun perusahaan-perusahaan dari Thailand sendiri, bukan dari negara lain ya, tapi perusahaan Thailand yang melakukan penjajakan investasi di Indonesia makin banyak," lengkapnya.
Menurut dia, faktor politik dalam negeri tidak begitu memberikan pengaruh terhadap kenaikan angka investasi nasional. “Tetapi investor Thailand itu melihat investasi mereka ingin lakukan di Indonesia sebagai satu yang wajar untuk dipertimbangkan dilakukan segera," pungkasnya.
(rzy)