JAKARTA - Pembangunan infrastruktur di Indonesia masih harus terus ditingkatkan. Namun peningkatan tersebut tidak bisa hanya dengan mengandalkan dana perbankan.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad berpendapat bahwa perlu ada opsi lain untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan jangka panjang dalam pembiayaan infrastruktur.
Follow Berita Okezone di Google News
"Proporsi pembiayaan perbankan saat ini sudah sangat kecil untuk pembangunan infrastruktur ketimbang pembiayaan yang berasal dari lembaga lainnya," paparnya di JCC, Rabu (3/9/2014).
Pilihannya adalah dengan menyosialisasikan pasar modal asuransi pada masyarakat. Hal itu dilakukan untuk melahirkan investor-investor lokal di Indonesia.
"Sampai saat ini baru sekitar 400 ribuan orang yang tercatat sebagai investor ritel di Indonesia. Sosialisasi pasar modal ini harus lebih ditingkatkan," kata dia.
Menurut penuturannya, saat ini Indonesia masih tertinggal jauh dengan China. Muliaman bercerita, supir taksi China selalu mengecek perkembangan saham negaranya melalui telepon genggamnya sembari menunggu penumpang.
"Hal ini yang harus dicontoh, karena dana-dana jangka panjang seperti ini yang sangat dibutuhkan. Sesegera mungkin kita harus membuat masyarakat melek keuangan," cerita dia.
Untuk itu, guna memperbanyak akses pembiayaan infrastruktur Indonesia harus bisa mengembangkan pasar modal dan lembaga asuransi.
"Maka dari itu kita perlu dukungan pasar modal dan lembaga asuransi maupun pembiayaan untuk tetap membangun infrastruktur," tukas dia.
(rzk)