SINGAPURA - Badan perumahan Singapura mengumumkan pasar perumahan Singapura terus mengalami tekanan sebagai akibat dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Badan Perumahan Singapura mencatat, puncak penjualan rumah terendah di Singapura adalah pada bulan Agustus dengan 432 unit karena sedikitnya jumlah pengembang yang menawarkan proyeknya.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News
"Pemerintah Singapura terus berusaha untuk melawan spekulan properti sejak 2009 lalu karena khawatir akan terjadinya bubble," demikian dikutip dari Bloomberg, Rabu (1/10/2014).
Sementara itu, tertekannya pasar perumahan di Singapura juga berdampak pada pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) yang hanya 7 persen pada bulan Juli lalu. Pertumbuhan ini juga merupakan pertumbuhan terlambat sejak Juni 2007.
(wdi)