JAKARTA - Pemerintahan baru yang dipimpin Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diminta memasukkan pengetahuan tentang jaringan internet atau broadband ke dalam kurikulum pelajaran mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pasalnya, saat ini tidak semua sekolah terjamah jaringan internet.
Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana mengatakan, hal ini penting dilakukan. Menurutnya, dengan masuknya internet mulai di sekolah-sekolah dasar akan membuat mereka lebih melek menggunakan internet yang lebih produktif.
Baca Juga: Ketahui Kerugian Membeli Mobil Bekas Banjir
Follow Berita Okezone di Google News
"Anak muda yang anak kecil itu cepat banget ngertinya. Anak saya juga jago lebih dari saya. Kalau tidak masuk kurikulum, itu akan utilisasi, umur muda tapi sektor konsumtif, untuk chating, games, Facebook tapi untuk sisi produktif masih kurang," ucap Armida ketika ditemui wartawan di ruangan kerjanya di Jakarta, Rabu (14/10/2014).
Menurut Armida, pada dasarnya semua sekolah di Indonesia mulai dari pelosok hingga perkotaan, baik mulai dari pendidikan dini hingga perguruan tinggi harus mempunyai akses internet. Sebagian dari anggaran pendidikan harus dialokasikan untuk sarana dan prasarana jaringan broadband di Indonesia.
"Saya titip khusus mengenai ini, pertumbuhan akan cepat dengan broadband. Ke depan harus ada kebijakan fiskal, harus ada penguatan ini, item sarana dan prasarana," imbuhnya.
Lebih lanjut Armida mengungkapkan, sampai saat ini memang belum ada alokasi dana pendidikan yang digunakan untuk sarana dan prasarana internet di sekolah. Dana pendidikan hanya habis untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah.
Armida menyebut, 2014 adalah batas akhir rehabilitasi sekolah sehingga dana pendidikan akan banyak tersisa. Dengan demikian, tidak ada lagi sekolah yang rusak di 2015.
"Rusak berat dan sedang enggak boleh ada lagi. Ke depannya sarana dan prasarana broadband bisa disiapkan. Ke depan tidak hanya buku, peralatan, yang terpenting adalah listrik dan ada air. Karena pendidikan itu multiplier effect-nya tinggi sekali," pungkasnya.
(mrt)