Share

Pemerintah Dinilai Terlalu Santai Hadapi Anjloknya Rupiah

Raisa Adila, Okezone · Rabu 18 Maret 2015 08:51 WIB
https: img.okezone.com content 2015 03 18 20 1120237 pemerintah-dinilai-terlalu-santai-hadapi-anjloknya-rupiah-k6ykAsl6wX.jpg Ilustrasi Rupiah. (Foto: Antara)
JAKARTA - Pemerintah dianggap masih santai dalam menghadapi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatasi hal tersebut masih bersifat jangka panjang, sehingga belum dapat dirasakan saat ini.

"Ini membuat sentimen pasar menjadi negatif, karena kalau dikira masih wajar pelemahan Rupiah kan berarti mereka tidak segera berupaya," ungkap Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati saat dihubungi Okezone, Selasa (17/3/2015).

Menurutnya, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi pelemahan Rupiah belum tentu efektif. Terlebih lagi kebijakan tersebut mulai berlaku 1 April mendatang.

"Kira-kira kalau April ya dolar bisa menguat sampai berapa nanti. Ini responsibilitasnya buruk," tambah dia.

Pemerintah memang telah mengeluarkan paket kebijakan yang dirasa dapat membantu mengatasi pelemahan Rupiah, yaitu insentif, bebas visa, penggunaan biofuel, bea masuk anti dumping, revitalisasi dan memperkuat industri reasuransi domestik. Namun hal tersebut dianggap masih kurang memperhatikan dampak jangka pendek.

"Kebijakan untuk jangka menengah memang diperlukan. Tapi juga diperlukan buat jangka pendek," ungkap Enny.

Follow Berita Okezone di Google News

(mrt)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini