Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, langkah pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi dikarenakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Sehingga keadaan tersebut memaksa pemerintah memangkas target pertumbuhan ekonomi.
"Itu berdasarkan kondisi terakhir. IMF setiap triwulan juga merevisi PE dunia dan negara di Dunia. Wajar kalau kami merevisi. Dan kami memang mencari yang paling realistis untuk bisa dicapai," kata dia di Jakarta, Kamis (2/7/2015)
Meskipun begitu, menurutnya target tersebut masih terbilang tinggi. Hal itu didasari kisaran belanja modal yang paling tinggi mencapai 87-90 persen. Dengan belanja modal dari pemerintah ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Untuk sektor di inevestasi diperkirakan masih oke. Tapi kalau lihat lajunya di dunia global saat ini memang, agak sulit jalannya," kata Bambang.
Namun, Bambang mengakui, dirinya tidak menaruh harapan terhadap sektor perdagangan ekspor. Pasalnya harga komoditas saat ini kian terpuruk.
"Ekspor kita hopeless. Harga komoditas tidak akan naik kalau harga minyak tidak seperti sekarang. Itu saja," pungkasnya.
Baca Juga: BuddyKu Fest: 'How To Get Your First 10k Follower'
Follow Berita Okezone di Google News
(rzk)