JAKARTA - Indonesia disebut masih mendapatkan dampak positif dari pelemahan Rupiah. Dampak tersebut tampak dari sektor minyak dan gas (migas) serta batu bara.
Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menyatakan, dampak fiskal akibat pelemahan Rupiah saat ini tidak cukup banyak. Dampak negatif hanya dirasakan pada penambahan utang.
"Dampaknya kan paling ke utang. Dampak positifnya ada di migas tambah, kemungkinan di batu bara juga nambah (royalti), dia kan dalam dolar AS," kata Askolani di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Kemudian di pinjaman, lanjutnya, juga akan mengalami penambahan. Tidak berbeda dengan pembayaran listrik.
"Di listrik ada, pembayaran bunga utang sama pembayaran pokok utang. Netnya engga banyak. Mungkin defisit tapi sedikit, tapi netral enggak signifikan," jelas dia.
Akan tetapi, Askolani mengaku sedikit susah untuk menyebutkan angka defisitnya. Hanya saja, dia meyakini angka defisit tersebut tidak sebesar ketika Bahan Bakar Minyak (BBM) masih disubsidi Pemerintah.
"Dulu sebelum BBM kita perbaiki, itu dampaknya negatif, karena subsidinya. Justru bisa sampe Rp4 triliun negatifnya tiap satu dolar," tandas dia.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)