JAKARTA - Guna mendukung pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, total empat buah mesin bor bawah tanah digunakan pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT sepanjang Senayan hingga Bundaran HI sekira 6 kilometer.
Dua mesin bor bawah tanah telah dioperasikan dari titik awal Patung Pemuda menuju ke arah Utara hingga nantinya akan berakhir di titik Setia budi. Mesin bor pertama (Antareja) sendiri telah beroperasi sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) dioperasikan sejak bulan November 2015 lalu.
Dalam keterangan tertulis MRT Jakarta, Selasa (26/1/2016), saat ini mesin bor Antareja sedang dilakukan pekerjaan persiapan untuk memulai pengoperasian selanjutnya yaitu pekerjaan pembuatan terowongan kearah Utara menuju Stasiun Istora (depan gedung BEI), yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada bulan Februari 2016.
Untuk mesin bor bawah tanah ketiga (Mustikabumi I) dan keempat (Mustikabumi II), akan dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI dan akan bergerak melakukan penggalian untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT ke arah Selatan hingga titik Setiabudi. Mustikabumi I yang akan berangkat dari Bundaran HI direncanakan akan mulai beroperasi pada bulan Februari 2016. Sedangkan Mustikabumi II, direncanakan akan mulai beroperasi pada bulan Maret 2016 mendatang.
Mesin bor Antareja dan Antareja II dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 & CP 105 (Senayan – Setiabudi), yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu–Obayashi-Wijaya Karya - Jaya Konstruksi.
Sedangkan, mesin bor Mustikabumi I dan Mustikabumi II dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 106 (Dukuh Atas – Bundaran HI), yaitu SMCC-HK Joint Operation yang terdiri dari Sumitomo Mitsui Construction Company – Hutama Karya.
Ke empat mesin bor tersebut diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin TBM ini akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Untuk perkembangan proyek MRT Jakarta sendiri, kini penyelesaian koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus - Bundaran HI) secara keseluruhan telah mencapai kurang lebih 38 persen. Dengan rincian secara garis besar, untuk pekerjaan proyek pada struktur layang telah menyelesaikan 23 persen dan struktur bawah tanah sebesar 53 persen (data per 31 Desember 2015).
Secara umum, pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan fondasi kolom jalur dan kolom untuk stasiun layang, pekerjaan pembangunan struktur boks stasiun bawah tanah,dan pekerjaan pembuatan terowongan jalur bawah tanah serta pekerjaan konstruksi depo MRT.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)