JAKARTA – Mengumpulkan biaya naik Haji bukanlah perkara yang mudah, pasalnya ongkos naik Haji ini terbilang cukup mahal. Maka wajar bila naik Haji diperuntukkan bagi mereka yang mampu.
Bagi yang berpenghasilan cukup tinggi, tak begitu memusingkan biaya untuk naik haji . Namun bagi para pekerja berpenghasilan UMR maka naik Haji bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Maka, untuk dapat pergi naik Haji dengan penghasilan sekira Rp3 jutaan, yang dibutuhkan adalah pola berpikir jangka panjang. Berpikir mengenai cara agar penghasilan yang miliki dapat cukup untuk pergi naik haji .
Perencana keuangan, Budi Frensidy, menyarankan untuk melakukan Investasi bagi diri sendiri, yaitu mengembangkan potensi diri. Seperti mengikuti pendidikan atau pelatihan yang membantu untuk mengembangkan diri sehingga mendapati penghasilan yang jauh lebih baik.
Kemudian lewat penghasilan tersebut dapat disisihkan tiap bulannya untuk biaya naik haji . Setelah menyisihkan maka sisa uang dapat digunakan untuk memenuhi biaya kehidupan sehari-hari.
"Sisihkan 20 persen setiap bulannya untuk pergi haji , sisanya baru digunakan untuk biaya sehari-hari. Jika tidak (menyisihkan) dan hanya sisa-sisa uang pengeluaran maka tidak akan bisa menabung untuk naik haji," jelas Budi saat dihubungi Okezone di Jakarta.
Selain menyisihkan penghasilan untuk biaya naik haji , menurut Budi jumlah keluarga berpengaruh terhadap potensi untuk pergi naik haji . Semakin banyak jumlah keluarga, maka semakin besar pula tanggungan biaya hidup keluarga.
"Semakin banyak jumlah keluarga, anak, semakin besar biaya hidup yang harus ditanggung. Terlebih jika ada orang lain, saudara yang menumpang di rumah. Keuangan semakin terbatas. Batasi juga jumlah keluarga, agar bisa menabung untuk naik haji ," saran Budi.
Follow Berita Okezone di Google News
(wdi)