JAKARTA - Indonesia telah melalui musim kemarau panjang akibat el nino sepanjang 2015 lalu. Saat ini, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah memiliki rencana strategis untuk mengatasi penundaan musim tanam yang diperkirakan terjadi akibat el nino tahun lalu.
Pada tahun ini, berdasarkan prediksi BMKG Indonesia harus bersiap untuk menghadapi la nina. Artinya, sepanjang tahun 2016 berbagai daerah di Indonesia akan mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
Namun, Indonesia ternyata masih terancam oleh dampak dari el nino pada tahun lalu. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, dampak besar dari el nino justru baru akan dirasakan satu tahun setelah musim kemarau tersebut terjadi.
"Saya justru khawatir dampak el nino baru akan dirasakan tahun ini. Kenapa? karena dampaknya biasanya baru akan dirasakan satu tahun setelahnya," ujar Darmin dalam acara seminar nasional di Kantor Pusat BTN, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Kejadian ini pernah terjadi pada tahun 1997. Kala itu, pemerintah hanya melakukan impor senilai 400 ribu ton. Namun, jumlah impor ini justru mengingat satu tahun setelah musim kemarau panjang terjadi.
"Tahun 97 waktu el nino itu impor kita tidak terlalu besar, 400an ribu ton. Itu baru meledak setelah el nino hingga tujuh juta ton tahun 98," ujar Darmin.
Untuk itu, Darmin mengingatkan segala pihak agar tidak lengah dalam menghadapi penundaan musim tanam sepanjang tahun 2016. Sebab, apabila Indonesia memutuskan impor, hal ini juga akan memberikan celah bagi pemain-pemain 'nakal' dalam sektor impor beras.
"Anda tahu berapa total impor 2015? 1,5 juta ton. Impor itu bukan sekadar jumlah, tidak. Di belakang itu ada pemain lain. Dan pemain itu juga memukul pemain yang lain," tutup Darmin.(rai)
Follow Berita Okezone di Google News
(rhs)
