LONDON - Mebel Indonesia diminati cukup besar oleh kalangan pasar, pemerintah dan pengusaha Aljazair, terutama yang membutuhkan mebel buatan Indonesia yang terkenal berkualitas dengan harga jauh di bawah pasaran internasional.
Hal ini terungkap dalam pertemuan dalam rangka mendorong peningkatan investasi, perdagangan dan pariwisata antara Indonesia-Aljazair, di Biskra, Aljazair, demikian Pensosbud KBRI Aljazair, Darmia Dimu.
Wakil Dirjen Lembaga Nasional untuk Perdagangan Luar Negeri (ALGEX) menyatakan pihaknya saat ini membutuhkan mebel Indonesia dalam jumlah besar, untuk mendukung program pemerintah Aljazair yang menggalakkan diversifikasi ekonomi, salah satunya mengucurkan kredit kepada masyarakat Aljazair untuk pembelian furnitur dan perlengkapan rumah. Besaran kredit yang dikucurkan bisa mencapai dua juta dinar atau sekitar Rp200 juta per orang.
"Saya berharap kepada teman kita dari Indonesia, karena Indonesia maju di bidang perlengkapan rumah dan furnitur, maka kami menginginkan untuk dapat mengimpor produk mebel dan furnitur dari negara anda," ujarnya, Selasa (3/5/2016).
Selama ini, Aljazair rutin mengimpor dari Malaysia untuk menutupi kebutuhan mebel dan furniture dalam negeri. Padahal, pengusaha Aljazair mengetahui mebel dari Malaysia sebagian besar berasal dari Indonesia yang diekspor kembali dengan harga lebih tinggi.
Pihaknya mengetahui kualitas dan harga kompetitif dari mebel asal Indonesia. Karena itu, dia berharap bisa mengimpor furnitur langsung dari Indonesia. Selain itu, pemerintah Aljazair juga berkeinginan mendirikan pabrik mebel untuk memenuhi permintaan di pasar Afrika dan Eropa.
Ketua Kadin wilayah Biskra Khubzi Abdelmadjid, mengundang investor Indonesia untuk mengekspor mebel ke Aljazair serta berpartisipasi dalam pendirian pabrik mebel di Aljazair. (Baca juga: Produk Perkakas Dapur Premium Indonesia Makin Dipercaya Konsumen Dunia)
"Kami mengetahui bahwa industri mebel di Indonesia sangat berkualitas dan dapat memproduksi dalam kuantitas besar. Akan sangat menggembirakan sekali jika kami bisa melakukan kerja sama secara langsung dengan para pengusaha mebel di Indonesia," tuturnya.
Pihaknya menyayangkan belum adanya kesepakatan perdagangan antara pemerintah Indonesia dengan Aljazair membuat mebel Indonesia harus dikenai bea masuk barang yang cukup tinggi. Akibatnya, produk furnitur dalam negeri kesulitan untuk menembus pasar Aljazair.
Khubzi menyayangkan belum terjalinnya kerja sama perdagangan antara Indonesia - Aljazair membuat potensi perdagangan mebel yang besar kurang tergarap maksimal. (Baca juga: BKPM Siap Fasilitasi Relokasi Investor Furniture China)
"Sayang sekali ya, potensi mebel Indonesia di negara ini (Aljazair) cukup besar harus tertahan hanya karena belum adanya kesepakatan kerja sama perdagangan (antara Indonesia - Aljazair). Kami berharap segera ditemukan solusi mengatasi permasalahan ini.
Follow Berita Okezone di Google News