Share

Banjir, Panen Raya Padi Terancam Gagal

Koran SINDO, Jurnalis · Senin 20 Juni 2016 11:30 WIB
https: img.okezone.com content 2016 06 20 320 1419883 banjir-panen-raya-padi-terancam-gagal-ckymyh5Yoh.gif Ilustrasi: (Foto: Okezone)

KLATEN - Hujan deras yang mengguyur wilayah Klaten sejak Sabtu 18 Juni 2016 siang hingga malam membuat sejumlah sungai meluap.

Akibatnya, sejumlah wilayah terendam banjir dengan ketinggian variatif, 30-50 sentimeter (cm). Tidak hanya menggenangi permukiman, banjir juga merendam puluhan hektar sawah siap panen.

Pantauan KORAN SINDO, puluhan petak sawah di Desa Gombang Kecamatan Cawas terendam air dengan ketinggian sekitar 50 cm. Padi yang sudah berusia 2,5 bulan itu pun hanya terlihat bagian pucuk saja. Petani tak bisa berbuat banyak.

Padi yang terendam air dan masih berdiri kokoh dibiarkan begitu saja hingga air surut. Mereka memilih fokus mendirikan batang padi yang roboh agar tidak terendam air. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam panen raya yang sedianya digelar dalam dua pekan mendatang.

Ketua Kelompok Tani Panuntun Desa Gombang Kecamatan Cawas, Dibyo Sugito, 75, mengungkapkan, batang padi rubuh sejak beberapa hari lalu karena angin kencang dan hujan deras.

“Sudah empat hari saya mengikat batang padi yang roboh supaya bisa berdiri lagi. Awalnya roboh karena angin kencang, kemudian hujan deras jadi tambah banyak yang roboh,” katanya.

Padahal padi jenis Membramo yang ditanam Dibyo sudah siap panen dalam dua pekan ke depan. Dia khawatir, jika curah hujan masih tinggi akan membuat padi roboh lagi dan berdampak pada kualitas gabah.

“Kalau padinya terendam air jadi turun kualitasnya, beras enggak bagus. Hasilnya dijual ya turun harganya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa Bener Kecamatan Wonosari Marsudi mengatakan, ada 20 hektar lahan sawah di wilayahnya yang terendam banjir.

Air berasal dari luapan sungai Bengawan Solo yang tak jauh dari desa tersebut. Sama halnya dengan tanaman padi di Desa Gombang, tanaman padi di Desa Bener sudah siap panen untuk pekan depan.

“Beberapa tahun terakhir memang langganan terkena banjir. Salah satunya karena tanggul sungai Bengawan Solo di Dukuh Bogor sudah kritis, dan pendangkalan karena sedimentasi cukup tebal,” kata dia.

Selain itu, sedikitnya 58 rumah warga di tiga dukuh, Bogor, Bener, dan Tegalrejo Desa Bener terdampak banjir akhir pekan lalu.

Ketinggian air bervariasi, sekitar satu meter di ruas jalan dan 30-50cm di dalam rumah warga. Salah seorang warga Heri Sutrisno, 36, mengaku air mulai masuk ke sejak Minggu subuh.

Mulanya ketinggian mencapai 50cm dan berangsur surut hingga 30 cm pada pukul 10.45 WIB, kemarin. Air berasal dari luapan saluran irigasi yang masuk ke area persawahan di belakang kiosnya.

Follow Berita Okezone di Google News

(dni)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini