JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat, surplus neraca perdagangan Juni 2016 mencapai USD0,90 miliar. Surplus neraca perdagangan ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Mei 2016 sebesar USD0,37 miliar.
Menurut Kepala Departemen BI Tirta Segara, peningkatan surplus neraca perdagangan ini disebabkan oleh peningkatan ekspor produk manufaktur nonmigas. Sektor ini mendorong cukup besar perdagangan dalam negeri.
“Peningkatan surplus tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan ekspor produk manufaktur nonmigas, seperti mesin/peralatan listrik, mesin/pesawat mekanik, dan pakaian jadi bukan rajutan,” jelas Tirta di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
 [Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus USD900,2 Juta Selama Ramadan]
Sepanjang kuartal II-2016, lanjutnya, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar USD1,94 miliar, lebih tinggi dari surplus kuartal sebelumnya dan mendukung perkiraan defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2016.
Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia hingga Juni 2016 juga mengalami kenaikan hingga mencapai USD7,3 miliar, lebih tinggi dari aliran masuk modal asing untuk keseluruhan tahun 2015 (USD5,1 miliar).
“Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2016 tercatat sebesar USD109,8 miliar atau setara 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” tutupnya.
(rai)