JAKARTA - Harga properti di Singapura merosot 1,5% pada kuartal ketiga tahun ini. Penurunan pada kuartal tersebut terbesar secara triwulanan sejak 2009 setelah krisis keuangan global.
Kendati harga properti menurun, tapi penjualan rumah di Singapura mulai menunjukkan pemulihan. Seperti dilansir CNBC, Rabu (26/10/2016), pada September 2016 tercatat penjualan properti segmen rumah pribadi naik 49,3% (year on year) dari tahun lalu dan 9% (month to month) dari bulan sebelumnya.
Bahkan, data dari perbankan mencatat, rata-rata tingkat penjualan oleh pengembang perumahan pribadi sedikitnya mampu menjual 600 unit per bulan sejak akhir tahun 2014.
Sementara dari transaksi di pasar secondary berhasil pick-up sebanyak 690 unit rumah tiap bulan selama 8 bulan pertama di 2016. Naik dari periode yang sama tahun lalu, yakni hanya 560 unit. Sedangkan pada 2014 tercatat penjualan mencapai 480.
Selain pasar secondary, pasar rumah baru juga mulai menunjukkan pemulihan. Tercatat selama 9 bulan pertama tahun ini sebanyak 600 unit rumah terjual di daerah pusat. Meningkat dari tahun lalu hanya 430 unit.
Segmen properti mewah dengan harga lebih dari 5 juta dolar Singapura atau setara dengan Rp46,6 miliar penjualannya relatif rendah hanya 114 unit.
Banyaknya rumah baru yang baru selesai dari 2015 hingga semester pertama tahun ini sebanyak 30.000 mendorong tingkat kekosongan yang tinggi mencapai di atas 10% pada kuartal kedua, tertinggi sejak 2005.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzk)