JAKARTA - Peluang pengembangan industri keramik nasional masih cukup potensial. Hal ini seiring dengan pertumbuhan pasar domestik yang terus meningkat.
Selain itu, adanya program pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur serta pembangunan properti dan perumahan juga diharapkan dapat menggenjot konsumsi keramik nasional.
“Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan karena ditopang oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (17/3/2017).
Prospek industri keramik nasional juga dapat dilihat dari pemakaian konsumsi keramik di Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan di negara ASEAN lainnya. Untuk itu, produsen keramik diminta melakukan diversifikasi produk dengan berbagai desain serta menggunakan motif khas Indonesia untuk meningkatkan permintaan dari konsumen.
Sementara itu, Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan untuk mendukung penggunaan produk keramik dalam negeri Kementerian Perindustrian juga sedang membicarakan bagaimana cara membatasi keramik impor kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.
Sama seperti industri tekstil, Sigit juga mengungkapkan dalam rangka membatasi impor keramik, Kemenperin meminta agar memakai dua pelabuhan resmi yang digunakan untuk impor keramik dari luar negeri.
“Nanti, pelabuhan masuk impor keramik, kami ajukan hanya di Dumai atau Bitung. Supaya impor bisa terkontrol,” ujarnya.
Sigit menyebutkan, pada tahun 2016 lalu, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional mencapai 580 juta m² dengan realisasi 350 juta m².
“Dari total itu, sekitar 87% produksi keramik nasional diserap dalam negeri dan sisanya ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika," ujar Sigit.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)