JAKARTA - Program kerjasama perdagangan antara Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan investasi Kerajaan Arab Saudi jadi salah satu pokok dalam nota kesepahaman antara Arab Saudi - Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) Bhima Yudhistira menilai dengan hadirnya nota kesepahaman ini akan dapat meningkatkan standarisasi produk Indonesia di pasar Arab Saudi. Saat ini produk Indonesia gagal bersaing dengan produk Tiongkok karena belum penuhi persyaratan standarisasi.
"Soal standarisasi produk ini yang selama ini dikeluhkan pengusaha kita untuk masuk ke pasar arab saudi," terangnya saat dihubungi Okezone.
Hingga saat ini, Tiongkok masih sumbang impor terbesar ke Arab Saudi. Komoditas dari Tiongkok dianggap telah penuhi syarat standarisasi Arab Saudi.
"Kenapa? Karena Tiongkok mampu memenuhi standarisasi tadi, dan syarat itu sebenarnya bisa di negosiasikan," ungkap Bhima.
Saat ini Indonesia masih lemah soal negosiasi persyaratan standarisasi. Dengan hadirnya nota kesepahaman dari kementerian Perdagangan dengan investasi Arab Saudi, Bhima optimis dapat muluskan proses negosiasi persyaratan standarisasi produk Indonesia.
"Dengan adanya kerjasama perdagangan diharapkan potensi masuknya barang Indonesia ke Arab Saudi lebih besar lagi," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)