JAKARTA - Setiap orang punya pertimbangan masing-masing untuk memilih tinggal di hunian berkonsep rumah tapak atau hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun. Generasi milenial pun dinilai memiliki kecenderungan untuk memilih tinggal di hunian rumah tapak atau landed house.
"Karena (mereka) terbiasa tinggal di rumah tapak maka generasi milenial ingin tetap tinggal di rumah," kata Direktur Pengembangan PT Adhi Persada Properti Wahyuni Sutantri dihubungi Okezone di Jakarta.
Sayangnya, semakin tingginya harga properti hunian di kota Jakarta menurutnya akan membuat generasi milenial yang bekerja di Jakarta nyaris mustahil untuk membeli hunian di Jakarta.
"Generasi milenial yang bekerja dan bermukim di Jakarta, terancam tidak bisa membeli dan memiliki rumah karena mahalnya harga tanah," jelas dia.
Untuk itu, ia menilai generasi milenial perlu sedini mungkin diberi pemahaman terkait tinggal di hunian vertikal agar mereka menjadi terbiasa tinggal di hunian vertikal. Sebab, rumah tapak di Jakarta harganya semakin mahal.
"Oleh karena itu generasi milenial harus mulai diberi pemahaman untuk tinggal di hunian vertikal yang mempunyai fasilitas lebih lengkap serta biasanya terkoneksi dengan transportasi," terangnya.
Apalagi saat ini sudah banyak hunian vertikal terintegrasi dengan sarana transportasi yang biasa disebut transit oriented development (TOD) yang dibangun oleh pemerintah, semisal light rail transit (LRT). Dia pun menyebut, pihaknya juga mendukung hunian vertikal berkonsep TOD dengan membangun apartemen di kawasan tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
(rai)