JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menggelar seminar nasional big data dengan tema ‘Globalisasi Digital Optimalisasi Pemanfaatan Big Data untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi’. Dalam acara ini, BI tengah menghimpun apa saja data-data yang akan dimasukkan ke big data nantinya.
Dalam menghimpun data tersebut, BI pun akan menjamin kerahasian data yang disampaikan pemilik untuk dimasukkan dalam teknologi big data. Kepastian tersebut akan dituangkan dalam perjanjian hukum supaya apa pun data yang disampaikan dijamin kerahasiaannya.
Baca juga: Revolusi Digital, BI Ingin Ciptakan Big Data yang Lengkap dan Cepat
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, semua lembaga baik kementerian ataupun lembaga swasta diharapkan mau bekerjasama, mau berbagi informasi. Lewat big data ini, nantinya bisa melengkapi data-data yang sudah ada di Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga semakin tajam.
"Jadi saya sampaikan teknologi big data bisa digunakan semua kementerian dan lembaga serta instutisi swasta untuk menjalankan semua dengan baik karena didukung oleh data dan informasi yang selama ini tidak digunakan dalam pengambilan keputusan," ujarnya di kantor BI, Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Agus mengatakan, data-data yang diminati antara lain transaksi e-commmerce, data pribadi, dan lainnya. Untuk data vital seperti ini maka dalam penyerahannya akan ada perjanjian kerahasiaan supaya ada kepercayaan si pemilik data bahwa data yang diberikan hanya untuk kajian dan riset bukan kepentingan seseorang.
Baca juga: Belum Maksimal, BI Sebut Potensi Investasi Teknologi Informasi Bisa USD150 Miliar
"Jenis data BI dari e-commerce termasuk data transaksi data pribadi, tetapi itu terikat dalam perjanjian kerahasiaan dan kita tidak akan mengambil konflik interest. Jadi terjamin ini hanya untuk kepentingan kajian dan riset," tuturnya.
Selain data dari e-commerce, data-data seperti portal informasi pekerjaan juga akan dimasukkan ke dalam big data. Di mana BI akan bekerjasama dengan lembaga riset pekerjaan, perusahaan-perusahan, dan lainnya.
"Jadi dengan kerjasama ini nantinya big data bisa memberikan informasi di bagaimana perkembangan pertumbuhan tenaga kerja setiap daerah, kota. Kemudian kita juga jadi punnya indeks baru penyediaan lapangan kerja," ujarnya.
Baca juga: Lewat Big Data, BI Bisa Cek Lowongan Kerja dan Tren Harga Properti
Kemudian kerjasama dengan lembaga riset properti, broker, dan pelaku properti. Jadi dengan data-data properti di big data bisa mempercepat akses informasi yang dibutuhkan.
"Infomasi mengalir besar, karena setiap institusi negara dan swasta kerjasama dengan BI. Kami ingatkan informasi ini tidak akan bocor ke pihak lain," tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzk)