SEMARANG – Go-Jek tak hanya melayani jasa transportasi, kini juga merambah ke sektor ekonomi, pariwisata, kesehatan, dan segera menggarap ke bidang pendidikan.
VP Corporate Affairs Go-Jek, Michael Say mengatakan, pihaknya memiliki lebih dari 20 layanan yang tersebar di 203 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk itu, Go-Jek berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman terbaik kepada penggunanya.
Baca Juga: Dapat Lampu Hijau, Gojek Bisa Mengaspal di Malaysia 2020
“Kita membuka layanan ini tergantung pada dua hal, yakni kebutuhan dan kearifan lokal. Seperti di Gorontalo itu di sana tidak ada sepeda motor tapi adanya becak motor atau bentor. Makanya layanan kita bukan Goride melainkan pakai bentor itu,” kata Michael kepada awak media di Semarang, Jumat (13/12/2019).
Setelah memfasilitasi beragam pembayaran nontunai di Kota Semarang, pihaknya tak menutup kemungkinan akan membuka layanan untuk pendidikan di sekolah. Meski demikian, layanan itu bukan lantaran pendiri GoJek Nadiem Makarim yang kini duduk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Tidak menutup kemungkinan untuk itu (pembayaran SPP di sekolah). Kita selalu melihat jika ada kebutuhan ke sana kenapa tidak. Dan ini bukan karena pengaruh struktural (peran Mendikbud Nadiem Makarim),” tegasnya.
Baca Juga: GoJek Incar Transaksi Pelanggan di Luar Negeri hingga 50%
Dia menambahkan, sebagai sebuah perusahaan teknologi Go-Jek memecahkan masalah dengan mempertemukan antara kebutuhan dan sumber daya di masyarakat. Inovasi dan pengembangan teknologi itu untuk melayani beragam kebutuhan mulai transportasi, kuliner, alat pembayaran, dan gaya hidup.
“Melalui pengembangan teknologi yang terintegrasi, banyak pihak ikut mengalami evolusi bersama Go-Jek termasuk layanannya mulai dari pariwisata, ekonomi lokal, industri kreatif, pendidikan dan bidang lain yang berkaitan dengan mata pencaharian dan kehidupan sehari-hari. Bisa dibilang, Go-Jek menjadi operating system bagi masyarakat Semarang,” lugas dia.