JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2019 mengalami defisit tipis yakni USD28,2 juta. Realisasi ini membaik dari posisi Desember 2018 yang mengalami defisit sebesar USD1,07 miliar.
Begitu pula bila dibandingkan secara bulanan, mengalami perbaikan dari November 2019 yang tercatat defisit USD1,39 miliar.
"Jadi realisasi Desember defisit tipis, jauh lebih rendah dari defisit di November 2019," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Baca Juga: Neraca Dagang Indonesia Defisit USD3,2 Miliar Sepanjang 2019
Dia menjelaskan, penyebab defisit neraca dagang di Desember 2019 adalah migas. Sektor ini mengalami defisit sebesar USD971,3 juta sepanjang bulan lalu, melonjak dari defisit di Desember 2018 yang sebesar USD318,5 juta.
Terdiri dari minyak mentah yang defisit USD522,5 juta dan hasil minyak defisit USD1,05 miliar. Sedangkan untuk gas tercatat surplus sebesar USD609,9 juta.
Pada bulan lalu, laju ekspor migas tercatat sebesar USD1,16 miliar, namun laju impor migas mencapai USD2,13 miliar. Adapun pada Desember 2018, kinerja ekspor migas memang tinggi sebesar USD1,70 miliar, sedangkan impor migas sebesar USD2,02 miliar.
Sedangkan untuk kinerja sektor nonmigas, masih mencatatkan surplus sebesar USD943,1 juta di Desember 2019. Bulan lalu, ekspor nonmigas sebesar USD13,31 miliar, sedangkan laju impor lebih lambat yakni sebesar USD12,26 miliar.