JAKARTA - Pemerintah berencana memindahkan ibu kota baru dari Jakarta menuju Kalimantan Timur. Pembangunan ibu kota baru disebut akan ramah lingkungan namun tetap modern.
Direktur Rujak Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja menilai, melihat desain hasil sayembara, ibu kota baru yang katanya ramah lingkungan, justru jauh dari kata kota lestari. Sebab, ibu kota baru ini justru sangat bergantung pada mesin.
Baca Juga: Jawaban Presiden Jokowi atas Isu Lingkungan di Ibu Kota Baru
"Sebetulnya sayangnya, desain pemenang itu tidak desain yang mempermudah orang. Itu bisa dipahami ada keinginan dari presiden yang punya desain wah. Apakah itu membuat kota lestari. Belum tentu. Karena tergantung pada mesin," ujarnya dalam sebuah diskusi di Novotel Cikini, Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Baca Juga: Presiden Jokowi Libatkan Masyarakat Kaltim dalam Pembangunan Ibu Kota Baru
Selain itu, dirinya tidak melihat adanya ruang-ruang kecil yang dibangun di ibu kota baru. Padahal kunci dari membangun kota yang nyaman adalah adanya ruang kecil yang bisa dimanfaatkan penghuninya untuk saling berinteraksi.
"Saya enggak melihat ruang ruang kecil. Misalnya Brasilia kelihatan keren tapi ruang-ruang kecil tidak ada. Akibatnya terlalu megah. Padahal ini yang dicari-cari orang," jelasnya.