JAKARTA - Industri fashion terkemuka pun terkena dampak dari virus Corona atau Covid-19. Brand seperti Chanel dan Louis Vuitton pun harus menaikkan harga produk yang jadi incaran pelanggan.
Melansir SCMP pada Jumat (22/5/2020), penjualan barang mewah dari merk ternama ini memang langsung diserbu ketika lockdown dibuka. Seperti yang terjadi di Korea Selatan dan China pada Maret lalu begitu pusat belanja diizinkan beroperasi kembali.
 Baca juga: Konsumsi Fesyen Muslim di Indonesia Capai Rp314,15 Triliun
Hal tersebut cukup mengimbangi penurunan di beberapa negara. Terutama, Eropa dan Amerika Serikat.
Perusahaan Konsultan Bain memperkirakan penjualan barang mewah hanya USD300 miliar atau turun 35% di tahun ini. Ini tampaknya membuat produsen barang mewah khawatir dan bergerak cepat untuk menggenjot penjualan.
Chanel misalnya, brand asal Perancis ini dikabarkan menaikkan harga tas dan produk kulit mereka 5% sampai 17% di seluruh dunia. Alasannya karena bahan baku naik imbas pandemi Covid-19.
 Baca juga: Virus Korona Bisa Berdampak ke Industri Fashion
Bahkan, di Korea Selatan barang Chanel naik hingga 25%. "Penyesuaian ini dilakukan sambil memastikan bahwa kami menghindari disparitas harga yang berlebihan antar negara," kata pihak Chanel.
Label terkemuka lainnya yakni Louis Vuitton, menikmati kenaikan 50% di China pada bulan lalu. Mereka juga menaikkan harga tas jinjing di Amerika Serikat dan Eropa.
Sebagai contoh, tas Neverfull MM Monogram-nya kini berharga USD1.500 di situs webnya, sebelumnya dihargai USD1.430 pada awal Mei dan USD1.320 pada akhir Oktober, yang berarti harganya telah naik hampir 14%.
Para analis mengatakan, merek-merek terkuat, seperti Louis Vuitton, dapat tergoda untuk menaikkan harga produk karena terpukul penjualan imbas krisis corona, yang telah menyebabkan pembekuan perjalanan internasional dan resesi di Eropa dan Amerika Serikat.
"Ini strategi untuk mempertahankan margin. Namun, tidak semua label akan mengikuti rute itu karena dapat memicu reaksi dari konsumen," kata analis barang mewah di Bernstein, Luca Solca.
Meski demikian, Tod's yang merupakan produk fesyen kulit dari Italia mengatakan tidak merencanakan perubahan signifikan terhadap harga grup untuk saat ini.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)