JAKARTA – Indeks dolar AS melonjak terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dari level terendah hampir tiga bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Dolar menguat ketika data menunjukkan bahwa aktivitas bisnis AS berkembang pada tingkat tercepat dalam lebih dari lima tahun pada November, dan indeks mencapai dukungan teknis yang kuat.
Baca juga: Dolar Kembali Menurun di Tengah Pembicaraan Stimulus Ekonomi
Indeks manajer pembelian (PMI) sektor manufaktur dan jasa IHS Markit, keduanya bahkan melampaui perkiraan paling optimistis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan keduanya akan mendatar, menawarkan penyeimbang data yang menunjukkan momentum ekonomi melambat setelah rebound kuat kuartal ketiga dari penurunan bersejarah musim semi lalu.
"Dolar berbalik lebih tinggi di New York pada Senin (23/11), dengan hasil PMI Markit yang lebih baik menjadi pendorong utama," kata Direktur Pelaksana dan Analisis Mata Uang Global Ronald Simpson di Action Economics, dikutip dari Antara.
Indeks dolar terakhir menguat 0,18% menjadi 92,482, setelah sebelumnya turun ke 92,013, terendah sejak 1 September. Euro melemah 0,10% menjadi USD1,1844.
Greenback juga melonjak 0,63% terhadap safe haven yen Jepang menjadi 104,475 yen.
Banyak analis melihat dolar kemungkinan berkinerja buruk tahun depan ketika pertumbuhan global diperkirakan akan membaik karena vaksin untuk virus corona diluncurkan.
"Itu berarti pelemahan dolar bagi kami karena karakteristik kontrasiklikalnya dolar," kata, ahli strategi valas di UBS Vassili Serebriakov.