LONDON - Harga minyak tergelincir dari level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir pada perdagangan Kamis. Hal ini disebabkan adanya tanda-tanda peningkatan pasokan karena optimisme bahwa vaksin Covid-19 akan menghidupkan kembali permintaan bahan bakar.
Minyak mentah turun 74 sen atau 1,5% menjadi USD47,87 per barel. Pada perdagangan sebelumnya Brent telah naik dan hampir menyentuh level USD50 per barel, setelah tiga perusahaan farmasi mengumumkan kemajuan vaksin yang dapat diluncurkan sebelum akhir tahun.
Baca Juga: Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi Selama Covid-19
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 66 sen atau 1,4% menjadi USD45,05. Di mana sebelumnya naik hingga 1,8%.
"Meskipun sejumlah fundamental kuat menggalang pasar, terutama pengembangan vaksin yang mendukung minyak, kekhawatiran bearish tetap ada," kata Manajer Komoditas Senior Phillip Futures Avtar Sandu, dilansir dari Reuters, Jumat (27/11/2020).
Harga minyak kembali turun karena adanya kebijakan penguncian wilayah akibat meningkatnya pandemi Covid-19. Jumlah rig di Amerika Serikat pun meningkat, begitu juga di produksi dari Libya.
Presiden Terpilih AS Joe Biden pun mendesak orang-orang untuk melupakan pertemuan keluarga saat liburan Thanksgiving. Hanya saja orang Amerika menentang permintaan untuk tetap di rumah.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 4%, Tembus Level Tertinggi
Permintaan Biden tersebut karena jumlah kasus positif corona di Amerika Serikat mencapai 2,3 juta infeksi baru dalam dua minggu terakhir.
Sementara itu, investor saat ini menunggu pertemuan OPEC yang dilakukan minggu depan. OPEC dan sekutunya termasuk Rusia cenderung menunda peningkatan produksi minyak yang direncanakan tahun depan untuk membantu pasar menghadapi gelombang kedua Covid-19 dan peningkatan produksi Libya.