JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Bio Farma (Persero) membangun pabrik vaksin. Hal ini bisa terwujud misalnya dengan menggandeng sejumlah produsen farmasi dalam negeri.
Keinginan serupa juga datang dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Hal ini diutarakan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat Rapat Dengar Pendapat bersama dengan Komisi IX DPR.
Baca Juga: Bahan Baku dari China, Bio Farma Produksi 1 Juta Dosis/Hari Vaksin Covid-19
"Sesuai dengan arahan Pak Menteri BUMN, Menkes dan Menristek, bagaimana Bio Farma bisa melakukan koordinasi dengan beberapa perusahaan farmasi untuk bisa meng-upgrade kemampuan mereka untuk bisa membangun industri vaksin di Indonesia," katanya, Kamis (14/1/2021).
Di bilang, proses produksi vaksin berbeda dengan produksi bahan farmasi lainnya. Dalam memproduksi vaksin, perusahaan harus memiliki kualitas yang sangat tinggi. Bahkan, perseroan juga harus memiliki pabrik vaksin untuk mendukung hal tersebut.
Sementara, di Indonesia belum ada satu produsen farmasi yang memiliki tempat memproduksi vaksin.
"Jadi ini harus kita lakukan karena kita tahu memproduksi vaksin ini berbeda dengan produk farmasi lainnya, di mana, quality grat yang paling tinggi, dan proses produksinya juga proses yang semuanya harus steril sehingga memang kalau kita lihat dan ini menyambung pertanyaan Bapak Ibu kemarin, apakah tidak ada industri farmasi yang sanggup? Memang sampai hari ini, belum ada satupun industri farmasi di Indonesia yang mampu memiliki sertifikasi untuk membuat vaksin," kata dia
Karenanya, manajemen Bio Farma meminta dukungan kepada DPR agar harapan adanya pabrik vaksin bisa terealisasikan. Di mana, perseroan akan memulai langkah awal dengan melakukan koordinasi dengan sejumlah perusahaan farmasi termasuk dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).