JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil penelitian ihwal tingkat inflasi Indonesia di Februari 2021. Dari data Indeks Harga Konsumen (IHK) di 90 kota, 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi.
Lalu, berapa jumlah persisnya tingkat Inflasi di Februari? Terkait hal itu, Okezone telah merangkum beberap fakta, Sabtu (6/3/2021).
1. Inflasi Februari Sebesar 0,10%
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini disebabkan rata-rata harga komoditas yang mengalami kenaikan.
"Terjadi kenaikan inflasinya sebesar 0,10% ujar Suhariyanto dalam virtual, Senin (1/3/2021).
2. Tingkat Inflasi Menurun
Inflasi IHK pada Februari 2021 sebesar 0,10% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,26% (mtm).
Baca Juga: Kepala BPS Wanti-Wanti Kasus Covid-19 Ganggu Inflasi
Secara tahunan, inflasi IHK Februari 2021 tercatat 1,38% (yoy), menurun dari inflasi bulan lalu sebesar 1,55% (yoy).
3. Daerah Inflasi Tertinggi dan Terendah
Inflasi tertinggi di Mamuju yaitu Sulawesi Barat yang mencapai 1,12%. Lalu, inflasi rendah terjadi pada Tasikmalaya dan Sumenap sebesar 0,02%
4. Penyebab Inflasi Februari 0,10%
BPS mencatat kenaikan harga cabai rawit dan ikan segar menjadi pemicu terjadinya inflasi pada Februari 2021 sebesar 0,10%
Inflasi IHK pada Februari 2021 sebesar 0,10% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,26% (mtm).
Secara tahunan, inflasi IHK Februari 2021 tercatat 1,38% (yoy), menurun dari inflasi bulan lalu sebesar 1,55% (yoy).
Penurunan inflasi inti tersebut didorong oleh penurunan inflasi komoditas emas perhiasan, seiring perlambatan inflasi emas global yang berlanjut.
Baca Juga: Inflasi Februari 0,10%, Ini Catatan dari BI
Selain itu, inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.
5. Kepala BPS Wanti-Wanti Kasus Covid-19 Ganggu Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) mewaspadai penyebaran pandemi Covid-19. Menurut Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, bila lengah maka tingkat infeksi Covid-19 akan meningkat. Hal ini membuat kegiatan dan aktivitas masyarakat kembali turun.
"Tentunya ini semua perlu kita waspadai, karena pandemi akan menyebabkan mobilitas berkurang, roda ekonomi bergerak lambat, sehingga berpengaruh ke pendapatan, dan pada akhirnya berpengaruh kepada lemahnya permintaan," ujar Suhariyanto dalam video virtual, Senin (1/3/2021).
Lanjutnya meminta untuk tak henti-hentinya memerangi penyebaran pandemi Covid-19 dengan mempercepat vaksinasi dan rutin menegakkan 5M. Pandemi covid-19 masih menjadi penghambat bagi kegiatan dan aktivitas perekonomian di Indonesia.
"Inflasi ini jauh lebih lambat kalau dibandingkan dengan inflasi bulan lalu, Januari 2021 dengan tingkat inflasi sebesar 0,26% (mtm). Juga lebih lambat dibandingkan posisi Februari 2020 sebesar 0,28% (mtm)," bebernya.