JAKARTA - Pemerintah menyatakan, sumber ikan tuna terbesar di dunia berada di Laut Banda. Sebuah kawasan laut yang yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia Timur.
Dari potensi itu, pemerintah memetakan 11 kawasan laut Indonesia dan didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja mencatat, pembagian 11 kawasan karena masing-masing kawasan memiliki karakternya sendiri.
Untuk Sulawesi dan Maluku wilayah lautnya disebut sebagai Oseania. Sebuah istilah yang mengacu pada wilayah yang memiliki geografis atau geopolitis yang terdiri dari pulau-pulau. Oseania mempunyai lautan teduh dan dalam. Disinilah sumber kehidupan ikan tuna.
"Masing-masing wilayah itu punya karakteristik sendiri-sendiri. Bagian (Indonesia) Barat, dari Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan itu karakternya kontinental, melekat dengan Asia, Papua melekat dengan Australia, sehingga lautnya rata-rata dangkal, berpasir, dan beberapa terumbu karang. Tapi Sulawesi dan Maluku itu Oseania, lautan teduh dan dalam, di situ ada sumber bridging tuna terbesar di dunia ada di Laut Banda," ujar dia Sabtu (6/3/2021).
Baca Juga: Jaga Harga Tuna, Trenggono Minta Nelayan RI Lakukan Ini
Secara agregat, total potensi ikan di Indonesia mencapai 12,54 juta ton per tahunnya. Jumlah itu tercatat bombastis, jika dikalikan dengan harga ikan per kilogram.
Syarief mencontohkan, jika harga ikan per kilogram adalah Rp30.000 dan dikalikan dengan 12,54 juta ton, maka per tahunnya nilai yang diperoleh mencapai Rp350 triliun.
"Kalau kita kalikan dengan harga Rp30.000 saja per kilogram, kita bisa membayangkan berapa yang bisa kita dapat hampir Rp350 triliun yang bisa kita olah," tutur dia.