JAKARTA - Kementerian BUMN membeberkan alasan BUMN perlu masuk pasar modal Indonesia dengan cara Initial Public Offering (IPO). Setidaknya, hingga 2023 akan ada 14-15 perseroan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, persaingan bisnis dengan basis digitalisasi yang kian terbuka menjadi kesempatan bagi BUMN untuk menampakkan sayap bisnis di kanca internasional.
"Kita punya keinginan meng-go public-kan 10 sampai 15 BUMN yang supaya bisa fight di competition secara terbuka. Karena suka tidak suka, ini eranya semakin terbuka dengan adanya digitalisasi sudah tidak bisa dibendung," ujar Erick, dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat dikutip, Jumat (30/4/2021).
Baca Juga:Â 22 Perusahaan Antre IPO, BUMN dan Unicorn Masih Tak Terlihat
Dalam arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia, Kementerian BUMN akan membawa 14 perusahaan pelat merah go public. Ke-14 perseroan tersebut terdiri dari BUMN dan anak usahanya dari sejumlah klaster.
Tercatat ada lima anak usaha PT Pertamina (Persero) yang akan melakukan Initial Public Offering. Sementara PT Telkom Indonesia (Persero) akan mencatatkan saham dua anak usahanya.
Baca Juga:Â IPO, Bio Farma Tunggu Titah Erick Thohir
Di klaster kesehatan, ada Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) juga akan melantai di pasar perdana Indonesia. Kemudian Indonesia Healthcare Corporation (IHC) atau PT Pertamina Bina Medika (Persero).
Tak hanya itu, ada BUMN sektor perbankan, pertanian, dan pertambangan. "Rencana IPO BUMN dan anak usaha," tulis dokumen Kementerian BUMN.
Adapun daftar BUMN dan anak Usaha yang melantai ke BEI di antaranya adalah:
Anak Usaha Pertamina:
PT Pertamina International Shipping (Persero)
PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)
PT Pertamina Hulu Energi (Persero)
PT Pembamgkit Listrik Tenaga Uap (Persero)
PT Pertamina Hilir (Persero)