JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), melanjutkan penurunan luas dari minggu sebelumnya, tertekan menguatnya dolar dan sentimen risiko pulih karena pasar mempertimbangkan seberapa parah dampak ekonomi dari varian virus corona Omicron.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange turun 2,90 dolar AS atau 0,16%, menjadi ditutup pada 1.785,20 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas merosot 0,4% menjadi diperdagangkan di 1.784,80 dolar AS per ounce pada pukul 18.41 GMT.
Akhir pekan lalu, Jumat (26/11/2021), emas berjangka terdongkrak 1,2 dolar AS atau 0,07% menjadi 1.785,50 dolar AS, setelah naik tipis 50 sen atau 0,03% menjadi 1.784,30 dolar AS pada Rabu (24/11/2021), dan anjlok 22,5 dolar AS atau 1,25% menjadi 1.783,80 dolar AS pada Selasa (23/11/2021).
Baca Juga:Â Harga Emas Antam Dibanderol Rp929.000/Gram
Pasar AS tutup pada Kamis (25/11/2021) untuk liburan Thanksgiving. Emas berjangka ditutup di bawah level psikologis 1.800 dolar AS untuk sesi keempat berturut-turut. Emas belum menetap di atas 1.800 dolar AS sejak 22 November.
Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ketiga indeks utama pasar saham AS juga mengurangi daya tarik emas.
Suasana tenang kembali ke pasar global setelah aksi jual akhir pekan lalu yang didorong oleh penemuan varian baru yang memicu beberapa negara untuk memperketat kontrol perbatasan.
Baca Juga:Â Harga Emas Antam Turun, Cek Daftarnya
Dengan orang-orang yang mencoba mencerna berita tentang varian COVID-19 yang baru, "kenyataan situasinya, dengan ekuitas yang bangkit kembali sekarang dan jenis emas yang datar, orang-orang beralih ke aset-aset berisiko," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.