JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa produksi minyak di Indonesia bakal mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan, penurunan produksi ini menurutnya akan berdampak pada kondisi makro ekonomi.
"Jadi jika kita berbicara tentang migas di Indonesia, kita juga menyaksikan lifting migas kita hanya terus menurun, lifting migas pada 2020 di angka 707.000 barel per hari. Dan tentunya jika kita juga melihat bahwa gas juga memproduksi 983.000 Barrel setara minyak per hari," katanya dalam video virtual, Selasa (30/11/2021).
Baca Juga:ย Sri Mulyani Angkat 6 Isu Keuangan dalam Presidensi G20 trahun 2022
Kemudian kata dia, kebutuhan minyak di dalam negeri tidak bisa terpenuhi dan menciptakan impor minyak yang semakin besar dan pada akhirnya berdampak pada neraca perdagangan.
"Ini jauh lebih rendah dibandingkan satu dekade atau dua dekade lalu, penurunan produksi terutama minyak, sebagai biaya, kesenjangan yang semakin lebar antara kebutuhan energi di Indonesia, baik dalam bentuk bahan bakar atau listrik yang terus meningkat," katanya.
Baca Juga:ย 5 Fakta Menarik BLT dan Bansos Cair di 2022, Ini Daftarnya
Menurutnya, fakta bahwa produksi minyak dan gas terus menurun, menciptakan kesenjangan permintaan yang semakin lebar. Neraca perdagangan dan neraca berjalan bakal memburuk bisa menciptakan kelemahan lain bagi perekonomian Indonesia.