JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir meminta PLN menjual listrik ke negara lain. Ekspansi itu dipandang Menteri BUMN sebagai transformasi bisnis PLN.
Erick menilai, teknologi dan inovasi yang tersedia saat ini bisa mengkonversikan sumber daya alam (SDA) menjadi listrik. Misalnya, air, angin, matahari, hingga geothermal atau panas bumi. Potensi itulah harus dimanfaatkan PLN sebagai perseroan negara di sektor kelistrikan.
"Banyak teknologi dan inovasi yang sekarang, air, angin, matahari, geothermal sudah menjadi listrik dan bisa dibaterainiin. Artinya, ini kesempatan juga, bukan hanya ini SDA saja, tetapi PLN bisa menjual listrik ke negara lain negara yang membutuhkan," ujar Erick, dikutip Kamis (20/1/2022).
Langkah itu dipastikan Erick akan dilakukan secara konstruktif. Salah satunya melalui pembentukan holding dan subholding PLN yang bergerak di bidang power plant atau pembangkit listrik.
Baca Juga: Sub Holding PLN Rampung Tahun Ini, Erick Thohir: Kita Enggak Lepas Pegawai Kalau Bisa Bertambah
Proses kajian pendirian unit usaha intens dilakukan pemegang saham dan manajemen. Termasuk, melakukan benchmarking (pembanding) dengan perusahaan kelistrikan asal Korea Selatan, Italia, Perancis, Malaysia, dan sejumlah negara lainnya.
Erick mencatat, setelah pembanding, pihaknya langsung melakukan spin off pembentukan subholding power plant itu. Targetnya, holding dan subholding akan terbentuk tahun 2022 ini.
"Confirm kita tuntaskan di tahun ini (holding dan subholding). 6 bulan sebelum akhir tahun ada virtual holding full transisi 2025. Tergantung kondisi transisi ini," katanya.