JAKARTA – Bank Indonesia (BI) telah melakukan pembelian SBN untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp358,32 triliun. Terdiri dari pembelian di pasar perdana sebesar Rp143,32 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022, dan private placement sebesar Rp215 triliun untuk pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 23 Agustus 2021.
Baca Juga: Transaksi Uang Elektronik Diprediksi Tembus Rp357,7 Triliun di 2022
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melaporkan bahwa kondisi likuiditas longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Alasan Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,5% pada 2022
"Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp147,83 triliun pada tahun 2021 dan Rp5,93 triliun pada tahun 2022 (hingga 18 Januari 2022)," ungkap Perry di Jakarta, Kamis(20/1/2022).
"Pada tahun 2022 (hingga 18 Januari 2022) Bank Indonesia telah melakukan pembelian SBN di pasar perdana sebesar Rp2,20 triliun. Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Desember 2021 longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 35,12% serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21% (yoy)," terangnya.