JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa hilangnya pekerjaan lama dan datangnya pekerjaan baru merupakan konsekuensi logis atas masifnya digitalisasi saat ini.
Lantas, siapkah Indonesia dengan disrupsi teknologi? Di sisi pembangunan infrastruktur, Erick mengakui, Indonesia baru memulainya. Bahkan, dia memandang 2-3 tahun kedepan akan menjadi masalah bagi Indonesia, bila infrastruktur digital tidak dimulai saat ini.
Baca Juga:Â Cerita Erick Thohir soal Mafia Subsidi Listrik
Erick menyebut, datangnya jenis pekerjaan baru erat kaitannya dengan kesiapan infrastruktur digital di dalam negeri. The second wave atau gelombang kedua teknologi memerlukan infrastruktur seperti data center, fiber optik, wifi masuk desa, dan lainnya.
"Karena itu kita dorong sekarang di pemerintahan, di kementerian, termasuk kami di Kementerian BUMN untuk melakukan pembangunan yang namanya data center, fiber optik, wifi masuk desa, kenapa? Hari ini kita menghadapi e-commerce, tapi the second wave sudah masuk, haltec, adutac, fintec, infrastruktur itu yang diperlukan," ujar Erick dikutip Jumat, (21/1/2022).
Adapun jenis pekerjaan baru yang datang diantaranya, untuk sektor informasi teknologi dibutuhkan data scientist and analyst, big data engineer, software developer, artificial intelligence expert.
Baca Juga:Â Erick Thohir Minta PLN Jual Listrik ke Negara Lain, Caranya?
Di sektor bisnis dan digital, marketing ada blockchain developer, financial management, market research, digital marketing specialist.