JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) diprediksi akan melakukan pengetatan alias tapering. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan arus modal asing yang keluar dari Indonesia tak akan signifikan ketikan tapering Fed karena transaksi berjalan yang kuat.
Dengan demikian, Indonesia Mission Chief Asia and Pacific Department IMF Cheng Hoon Lim mengharapkan adanya penyesuaian kebijakan moneter yang teratur untuk Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: Tapering The Fed Dipercepat, Suku Bunga Naik Kapan?
"Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk secara bertahap menormalkan kebijakannya dan menyesuaikan sikap moneternya seperti The Fed, dan jika Fed melakukan pengetatan," ucap Lim dalam media briefing virtual yang dipantau dari Jakarta, Rabu (26/1/2022).
BI sebenarnya sudah mulai menyerap kelebihan likuiditas dari sistem keuangan, baru-baru ini bank sentral mengumumkan akan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan dalam tiga tahap agar kembali ke level sebelum pandemi pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Siap-Siap! The Fed Beri Sinyal Tapering Off Dimulai November
Maka dari itu, hal tersebut merupakan langkah pertama menuju normalisasi sistem perbankan Indonesia untuk mengantisipasi pengetatan The Fed.
"Jadi ketika saatnya tiba, akan berada dalam posisi yang baik untuk dapat merespons tanpa harus berurusan dengan kelebihan likuiditas di sistem perbankan," ungkap Lim.