JAKARTA - Larangan ekspor CPO Indonesia tidak hanya berdampak pada tata niaga di dalam negeri, namun juga berdampak pada negara lain. Sekjen Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Eddy Martono mengatakan ketika adanya kebijakan larangan ekspor CPO juga berdampingan dengan kebutuhan yang meningkat akan minyak nabati di luar negeri.
Eddy menjelaskan dampak invasi militer Rusia - Ukraina membuat pasokan supply minyak dari biji bunga matahari menjadi terganggu sehingga banyak negara yang mengandalkan minyak sawit sebagai substitusi.
"Dampak Rusia Ukraina supply minyak biji bunga matahari itu tidak ada, akhirnya menurun, maka mereka berharap supaya kran ekspor di buka," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Senin (23/5/2022).
Oleh karenanya, menurut Eddy pembukaan kembali ekspor CPO mulai hari ini menjadi nafas baru setelah tertekan adanya kebijakan larangan ekspor yang banyak kerugian petani swadaya.
Sebab adanya kebijakan larangan ekspor CPO itu membuat hasil panen sawit para petani mempunyai harga jual yang sangat rendah, selain itu serapan buah sawit ke perusahaan juga mengurang.