JAKARTA - Holding BUMN Farmasi akan gelontorkan Rp3,1 triliun di 2022. Nilai ini merupakan akumulasi investasi dari PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) dan PT Indofarma (Persero).
Adapun rinciannya, Bio Farma sebesar Rp 1,88 triliun, Kimia Farma Rp 1,152 triliun, dan Indofarma senilai Rp 72,7 miliar.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyebut langkah investasi baru ini bertujuan memberikan nilai tambah bagi holding.
"Total investasi yang akan kami lakukan di tahun ini, untuk masing-masing, Bio Farma sendiri sebagai operating company, kita akan menanamkan investasi sebesar Rp1,88 triliun untuk 2022. Lalu Kimia Farma ada investasi sebesar Rp 1,152 triliun, dan Indofarma Rp72,7 miliar, sehingga total investasi kita di tahun 2022 ini sebesar Rp3,1 triliun," ungkap Honesti saat RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).
Dari total investasi senilai Rp3,1 triliun, ada Rp 591,6 miliar merupakan sumber pendanaan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh Holding BUMN Farmasi pada 2020 lalu.
"Dananya yang kita dapatkan dari PMN yang pernah diberikan kepada holding pada akhir 2020," ungkap Honesti.
Menurutnya, aksi korporasi baru ini akan dilakukan secara bertahap. Kementerian BUMN selaku pemegang saham dan Kementerian Keuangan sebagai pelaporan implementasi dari pelaksanaan PMN pun sudah memberikan persetujuan.