HOUSTON - Harga minyak berubah pada akhir perdagangan Senin. Hal ini karena kekhawatiran atas kemungkinan resesi bersaing dengan prospek permintaan bahan bakar yang lebih tinggi.
Pasar juga tengah menyoroti rencana Shanghai dibuka kembali setelah dua bulan penguncian virus corona.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli menguat satu sen atau 0,01% menjadi USD110,29 per barel, setelah sempat menguat lebih dari USD1,60 atau 1,5%. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 87 sen atau 0,7% menjadi USD113,42 per barel.
Baca Juga:Â Harga Minyak Naik hingga 5% pada Minggu Ini
"Ada awan hitam berkumpul di sekitar pasar keuangan di sini dan itu mulai berdampak pada minyak mentah. Kesehatan ekonomi global dipertanyakan pada saat ini," ujar Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, dikutip dari Antara, Selasa (24/5/2022).
Berbagai ancaman terhadap ekonomi global melampaui kekhawatiran orang-orang kaya di dunia pada KTT ekonomi tahunan Davos, dengan beberapa menandai risiko resesi di seluruh dunia.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan tidak memperkirakan resesi untuk ekonomi-ekonomi utama tetapi tidak dapat mengesampingkannya.
Baca Juga:Â Harga Brent Terus Naik Didukung Sikap Uni Eropa terhadap Minyak Rusia
Kerugian minyak dibatasi oleh ekspektasi permintaan bensin akan tetap tinggi. Amerika Serikat akan memasuki musim mengemudi puncaknya yang dimulai pada akhir pekan Memorial Day pada akhir minggu ini.
Meskipun ada kekhawatiran bahwa kenaikan harga bahan bakar dapat mengurangi permintaan, analis mengatakan data mobilitas dari TomTom dan Google telah naik dalam beberapa pekan terakhir, menunjukkan lebih banyak pengemudi di jalan di tempat-tempat seperti Amerika Serikat.