CHICAGO - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa. Harga ini memperpanjang kenaikan dalam empat hari berturut-turut, ditopang oleh berlanjutnya pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange terangkat USD17,60 atau 0,95% menjadi ditutup pada USD1.865,40 per ounce.
Di awal sesi, emas berjangka sempat mencapai USD1.868,80, tertinggi dalam dua minggu. Terlebih lagi, emas Juni telah berhasil bertahan di zona hijau untuk sesi keempat berturut-turut, terpanjang sejak kemenangan beruntun lima hari antara 7 dan 13 April.
Baca Juga:Â Emas Berkilau, Harganya Naik 0,31% Jadi USD1.847/Ounce
Indeks dolar, musuh emas, tergelincir dari tertinggi 20 tahun di atas 105 pada awal Mei menjadi sedikit di atas 101 pada Selasa (24/5/2022), mencatat penurunan lebih dari 3%.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga telah jatuh, turun hampir 3,7% hanya pada Selasa (24/5/2022) saja dan menuju kerugian minggu ketiga berturut-turut.
Baca Juga:Â Harga Emas Antam Dibanderol Rp984.000/Gram
Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS turun 16,6% ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 591.000 pada April, tingkat terendah sejak April 2020. Penurunan itu jauh lebih buruk daripada yang diproyeksikan para analis.
Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa S&P Global turun menjadi 53,5 pada Mei dari 55,6 pada April, terendah empat bulan dan di bawah perkiraan konsensus 55,0 dari para ekonom. Indeks PMI manufaktur AS turun menjadi 57,5 ​​pada Mei dari 59,2 pada April, sesuai dengan perkiraan ekonom 57,4.