JAKARTA - Di tengah kekurangan bahan bakar yang parah, sekolah dan kantor pemerintah di kota-kota besar Sri Lanka ditutup.
Dikutip dari India Times, negara yang dilanda krisis ini terus mengalami berbagai macam gejolak. Bahkan, kekurangan pasokan pangan sudah terjadi di sana.
Menurut AFP, pihak berwenang Sri Lanka pada mengumumkan penutupan dua minggu sekolah tersebut karena transportasi umum tak bisa beli BBM.
 BACA JUGA:Dubes RI: WNI di Sri Lanka Sepakat Evakuasi Bukan Pilihan
Banyak jalan di ibu kota Kolombo yang sebelumnya ramai telah sepi.
Angkatan bersenjata berjaga-jaga di pom bensin saat barisan kendaraan memanjang bermil-mil.
Penantian selama berjam-jam telah menyebabkan kebuntuan yang tegang dan konfrontasi kekerasan dalam beberapa hari terakhir antara warga Sri Lanka yang frustrasi dan pasukan keamanan.
Adapun seorang pengemudi becak bernama Chandima Madusanka di Kolombo mengatakan kalau dia menunggu dua hari untuk mendapatkan tujuh liter bensin, yang diperkirakan hanya akan bertahan sehari.
Dia mengatakan menjadi tidak mungkin untuk memberi makan keluarganya.
“Bagaimana kita bisa hidup seperti ini?" ucapnya dengan emosi yang memuncak.
Diketahui, hidup telah menjadi perjuangan sehari-hari bagi banyak orang di negara kepulauan berpenduduk sekitar 22 juta orang ini, karena mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.
Inflasi makanan dilaporkan mencapai 57% bulan lalu, dan survei terbaru oleh Program Pangan Dunia yang dilakukan di 17 dari 25 kabupaten menemukan bahwa sebagian besar keluarga merasakan dampak kelaparan.
"Bendera merah besar" ditemukan di antara orang miskin, yang terpaksa "melewatkan makan, makan makanan yang jauh lebih kecil atau membeli makanan murah yang tidak bergizi," kata Anthea Webb, wakil direktur regional WFP untuk Asia dan Pasifik, seperti laporan.