JAKARTA - Nilai tukar Rupiah melemah hingga menyentuh level Rp15.043 per USD. Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani tak begitu mengkhawatirkan pelemahan Rupiah.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hal ini karena masih dinamisnya beberapa indikator ekonomi yang berpengaruh. Indikator-indikator tersebut terutama dari sisi keuangan, antara lain nilai tukar, suku bunga atau interest rate, hingga inflasi.
"Indonesia masih dalam kondisi baik. Transaksi berjalannya cukup baik, dalam hal ini capital flow barangkali yang terjadi karena dengan interest rate naik di AS, makanya orang-orang mencari tempat di mana mereka anggap interest rate-nya lebih tinggi," ujar Sri di Jakarta, Selasa(5/7/2022).
Baca Juga:Â Rupiah Melemah ke Rp15.000/USD, Ini Penyebabnya
Dia pun menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menjaga stabilitas ekonomi. Hal ini akan dilakukan dengan menjaga belanja, penerimaan, dan pembiayaan.
"Kalau kita bicara stabilitas dengan growth, stabilitas tapi sisi inflasi. Kalau persoalan inflasinya dari supply side, maka kita bantu dari supply side," ungkap Sri.
Hal ini, sambung dia, umpamanya membantu dari sisi kebijakan mengenai perdagangan, investasi, ekspor impor, distribusi.
Baca Juga:Â Rupiah Tertekan Dolar AS Tembus ke Level Rp15.034
"Karena itu persoalan yang terjadi dari inflasi sekarang ini. Kalau permasalahannya dari sisi demand, kita akan mengelola bersama-sama mengenai agregat demand," tutur Sri.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan bahwa pihaknya berperan dalam menjaga inflasi dan menjaga daya beli masyarakat agar ekonomi makro lebih terjaga.
"Inflasi yang masih tetap terjaga tidak lepas dari upaya pemerintah untuk tidak menaikkan harga-harga energi yang disubsidi," ungkap Febrio.